Tampilkan postingan dengan label Kuliner. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kuliner. Tampilkan semua postingan

8 Manfaat Telur Puyuh, Kesukaan Seo Ye Ji di It’s Okay to Not Be Okay

Pecinta drama Korea pasti sudah tidak asing lagi dengan salah satu scene di drakor It’s Okay to Not Be Okay, saat Koo Moon Young kesulitan mengambil telur puyuh kesukaannya dengan memakai sumpit, kemudian disarankan memakai sendok. Makannya sekali "hap' pula! Ketika dia menyantap telur tersebut pemirsa seolah terbawa dan terbayang,betapa enaknya masakan telur puyuh disitu ya, Bun!


                                           Enak banget, maemnya (https://www.youtube.com/@victorypeace8043)



Telur puyuh adalah telur yang dihasilkan oleh burung puyuh petelur (Coturnix japonica). Di Indonesia telur puyuh banyak digemari. Kerap ditemukan di warung soto, bubur ayam, ataupun warung angkringan dalam wujud sate telur puyuh. Selain itu  kerap pula dimasak dalam bumbu semur, bumbu pedas, campuran sop, isian bakso dan aneka masakan lain.

baca juga Resep Rawon Daging Sapi


Telur puyuh yang tersaji dalam drakor Its Okay to Not Be Okay dinamakan Maechurial Jangjorim. Telur puyuh dimasak dalam bumbu-bumbu di antaranya bawang putih, saus tiram, dan kecap manis. Sekilas mirip semur telur atau telur bumbu kecap a la Indonesia.

baca juga telur bumbu kecap


Kenapa telur puyuh digemari? Ternyata walaupun ukurannya kecil tetapi banyak mengandung nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh.


                                 Sate telur puyuh (Wikipedia commons)


Simak yuk, apa saja manfaat telur puyuh bagi tubuh kita!


Tinggi protein

Dalam 5 butir telur puyuh terkandung protein yang setara dengan 1 butir telur ayam. Protein pada telur bermanfaat untuk menjaga stamina tubuh, sumber energi, dan menjaga massa otot. Ukurannya yang kecil justru adalah kelebihan, karena mudah disajikan pada anak-anak.


                                 Gambar oleh Karyna Panchenko dari Pixabay

Menjaga kesehatan jantung

Telur puyuh memiliki kandungan zat besi dan selenium yang lebih tinggi daripada telur ayam. Kombinasi zat besi dan selenium mampu memelihara pembuluh darah sehingga ikut menjaga kesehatan jantung.


                                     Mencegah anemia

  Anemia adalah kurangnya haemoglobin dalam darah. Hemoglobin sendiri sangat terpengaruh oleh adanya zat besi. Telur puyuh adalah salah satu penghasil zat besi terbaik sehingga mengkonsumsi telur puyuh dalam jumlah yang cukup dapat mencegah anemia.


                                      Mengatasi alergi 

 Biasanya telur mengandung allergen yang kerap memicu alergi bagi penderitanya. Tetapi berbeda dengan telur puyuh. Kandungan ovomucoid pada telur puyuh mampu mengatasi gejala alergi yang timbul.

Foto oleh Klaus Nielsen: www.pexels.com


Meningkatkan kinerja otak

Kandungan kolin pada telur puyuh mampu merawat sel-sel otak dan mempertajam daya ingat.

 

     Mengatasi Esofagitis Eosinofilik

Dalam sebuah jurnal Scientific Report (2018) dikatakan telur puyuh mungkin dapat mengatasi gejala esophagitis eosinofilik, yaitu kondisi peradangan kronis dalam dinding kerongkongan yang menyebabkan penumpukan eosinophil (sel darah putih yang berperan dalam reaksi alergi). Meskipun demikian, masih diperlukan uji klinis lebih lanjut untuk membuktikan klaim tersebut.


Meningkatkan kesuburan dan mencegah penuaan dini

Protein pada telur puyuh sangat baik bagi metabolisme tubuh. Protein, zinc dan fosfor pada telur sangat bermanfaat pada peningkatan kuantitas dan kualitas sperma. Selain itu kandungan lutein pada telur puyuh bermanfaat dalam mencegah penuaan dini.


Sangat baik bagi anak dan balita

Bagi mereka yang dalam masa pertumbuhan, sangat disarankan mengkonsumsi telur puyuh, karena gizinya yang komplit dan mudah dicerna tubuh. Resiko alergi yang lebih ringan menyebabkan telur puyuh lebih aman bagi anak dan balita. 



Gambar oleh Kreingkrai Luangchaipreeda dari Pixabay


Meskipun dikatakan merupakan penyebab tingginya kadar kolesterol, sebenarnya telur puyuh “tak sejahat itu”. 

Sebanyak 60% kandungan lemak dari telur puyuh adalah kolesterol baik atau HDL yang mampu melawan kolesterol jahat.  

Selain itu perlu diingat takaran yang cukup dalam mengkonsumsi telur serta memperhatikan asupan dari sumber makanan lainnya.

Cara memasaknya pun akan mempengaruhi kadar lemak tersebut. Lebih baik merebus daripada menggoreng, serta batasi penggunaan garam, gula, pengawet, dan perasa tambahan.


 











Taru Martani Coffe and Resto 1918 : Nikmatnya Ngafe di Pabrik Cerutu Legendaris Yogya

 

Beberapa waktu yang lalu, saya dan beberapa rekan wali murid  berkesempatan ngumpul bareng selepas anak-anak menyelesaikan studinya di SMA. Lucunya, anaknya yang sekolah, tetapi emak-emaknya yang lebih dulu reunian. Dipersatukan oleh kesamaan uniknya mengurus anak menjelang dewasa, menjadikan kami bisa kompak dan tetap menjaga silaturahmi hingga saat ini.


Taru Martani Coffe and Resto 1918 adalah tempat yang kami pilih. Lokasinya strategis di tengah kota sehingga cukup adil untuk semua peserta dan terlebih lagi di sini banyak spot foto yang cantik.


                                 Di depan pabrik cerutu Taru Martani 1918  (Foto : dok.pribadi)


Terletak di kawasan Baciro, tidak jauh dari stasiun kereta api Lempuyangan, kafe ini adalah bagian terdepan dari Pabrik Cerutu Taru Martani. Pabriknya sendiri telah berdiri sejak tahun 1918 dan hingga kini masih beroperasi memproduksi cerutu. Tidak heran kenapa pabrik ini dinamakan Taru Martani, yang berarti daun untuk kehidupan. Daun tembakau yang merupakan bahan baku utama dari pembuatan cerutu, mampu menghidupi puluhan karyawan beserta keluarganya. 

Dengan arsitektur asli khas Belanda, pabrik Taru Martani sekaligus menjadi cagar budaya dan potensi wisata di Yogyakarta. Pengunjungnya justru kebanyakan dari wisatawan mancanegara yang ingin menyaksikan langsung pembuatan cerutu khas Indonesia. Di sini juga disediakan produk-produk tembakau keluaran PD Taru Martani, seperti tembakau shaq, aneka cerutu dan rokok dari brand-brand yang tidak pasaran, seperti Senator dan Violin.


Di halaman pabrik yang sangat luas inilah berdiri Taru Martani 1918 Coffee. Nuansanya klasik bercampur modern. Makanan dan minuman bisa dinikmati di ruangan terbuka di halaman dan taman-taman, namun juga disediakan ruangan indoor. Ada panggung kecil yang pada waktu-waktu tertentu menyajikan live music. Untuk pengunjung yang suka berfoto, tempat ini pas banget. Foto bergaya vintage bisa didapat dengan berpose di sekitar area pabrik ataupun beberapa sudut yang ditata bernuansa jadul.


                                 Salah satu sudut Taru Martani Coffee 1918, banyak foto-foto kuno terpajang di                                         dindingnya (Foto : dok.pribadi)

                                  (Foto : dok.pribadi)


Menu yang ditawarkan cukup variatif. East meet West. Cocok untuk segala usia. Ada gado-gado hingga steak, aneka rice bowl dan ice cream sandwich. Yang unik adalah beberapa hidangan menyertakan kecombrang di dalamnya. Nasi goreng kecombrang bahkan kopi kecombrang. Bagi petualang rasa yang ingin mencoba sesuatu yang baru, pas sekali. Saya mencicipi nasi goreng kecombrang yang ternyata rasanya enak, secantik tampilannya. Ada juga nasi goreng ubi merah dan oriental. Nama minumannya pun unik, ada Kopi Kalacakra yang merupakan perpaduan kopi, gula aren dan daun pandan. Aromanya menenangkan, sesuai dengan namanya yang bermakna “tolak bala”. Kopi Nawaruci tak kalah seru. Diharapkan mengandung kebaikan dalam tiap tetesan, sesuai dengan namanya, dalam Kopi Nawaruci terdapat campuran nanas, jeruk, dan kecombrang. Cocok dinikmati saat cuaca panas.


                                   Kopi tarumartani (foto : instagram.com/tarumartani1918coffee)


                                            Nasi gorengnya warna warni, ya (foto : dok. Pribadi)


 Ah, jadi kangen ngopi dan ngobrol di sini lagi. Bahkan saat gerimis pun kami tetap berfotoria. Pokoknya mangan ora mangan asal foto…eh kumpul…hehee..

 

Salam kangen untuk Moms Ex Namche MIPA V



Resep Rawon Daging Sapi, Bumbu Kluwaknya Membuat Mabuk Kepayang

 

    Bayangkan sebuah mangkok putih dengan logo ayam jago. Di dalamnya berisikan potongan-potongan daging sapi yang tebal kecoklatan dan terlihat amat empuk, ditemani tauge pendek yang putih segar, dan disiram kuah harum berwarna coklat kehitaman. Di samping mangkok itu ada sepiring nasi putih dengan taburan bawang merah goreng, telur asin Brebes, serta kerupuk udang. Tak lupa sambel terasi dengan seiris kecil jeruk limau di sisinya. Hmmm…nikmat mana yang kau dustakan?


    Masakan apa yang terbayang setelah membaca ilustrasi tersebut? Ya, rawon. Rawon atau ‘blacksoup” demikian nama internasionalnya. Hidangan khas Jawa Timur yang melegenda. Jika warna gudeg bisa kecoklatan karena direbus dengan daun jati, yang mewarnai rawon adalah bumbu khususnya.  Warna kuahnya yang khas yaitu hitam kecoklatan, disebabkan oleh bumbu yang wajib ada pada rawon, yaitu kluwak. Memang kini banyak bumbu rawon instant, tetapi penambahan kluwak segar yang asli akan membuat kuah rawon lebih gurih dan berasa “rawon”.


                                               Rawon daging sapi komplit dengan pelengkapnya
                                                    Sumber gambar : Instagram @steviafadhila

Baca juga : Yuk, Masak Timlo, Kuliner Khas Solo yang Legendaris

Kluwak sendiri asal muasalnya adalah tanaman yang subur di daerah Kepahiang, Provinsi Bengkulu. Oleh karena itu ada yang menyebutnya sebagai buah Kepahiang. Mengkonsumsi buah ini melebihi batas kewajaran dan dalam kondisi mentah,  bisa menyebabkan pusing atau mabuk karena bijinya mengandung asam sianida yang tinggi. Dari sinilah awal mula istilah “mabuk kepahiang” menjadi ‘mabuk kepayang’. Orang yang jatuh cinta dikenal dengan mabuk kepayang karena memang kadang kelakuannya memusingkan, bukan?


Sumber : pixabay.com/wonderfulBali


Kembali ke rawon yang membuat mabuk kepayang saking enaknya. Proses memasak rawon sebenarnya tidak begitu sulit. Ada teknik tersendiri yang membuat rawon menjadi lezat. Selain bumbu-bumbu yang pas, daging rawon pun menjadi kunci.


Daging yang ideal untuk rawon adalah yang mengandung sedikit lemak. Walaupun saat ini mulai marak rawon kikil atau buntut sapi. Untuk perebusan yang hemat waktu dan energi, gunakan teknik 5-30-7. Rebus daging yang telah dicuci bersih selama 5 menit kemudian diamkan sekitar 30 menit kemudian rebus lagi selama 7 menit.

Baca juga : Ide Jualan Selat Solo, Hidangan Sepinggan yang Bersejarah

Saya mendapatkan resep rawon dari ibu saya. Resepnya jadul banget dan dikirim via WhatsApp berupa foto tulisan tangan beliau. Berikut foto tulisan resep tersebut :


                                                      Sumber gambar : koleksi pribadi


 

Terbaca?

Baiklah, saya terjemahkan disini :

Bahan :

500 gram daging sapi, rebus, potong-potong sesuai selera

4 butir kluwak besar atau 5 butir jika ukuran kecil

Bumbu :

3 lembar daun salam

1 jempol jahe, dikeprek

1 jempol lengkuas, dikeprek

1 batang serai, dikeprek

3 lembar daun jeruk, diambil tulangnya

½ sendok the jinten, disangrai dan dihaluskan (bisa diganti jintan bubuk)

4 butir kemiri disangrai

Bumbu dihaluskan :

Kluwak beserta air rendaman

5 bawang merah, 4 bawang putih

1 cabe merah besar buang isinya

Bumbu bubuk

¼ sendok teh lada bubuk

½ sendok teh ketumbar bubuk

½ sendok teh kunyit bubuk

Gula, garam, penyedap rasa secukupnya

3 biji asam jawa (diambil airnya)

 

 

Cara membuat :

Rebus daging sampai empuk, sisakan kaldunya ¼ liter atau 5 gelas. Tumis bumbu halus hingga harum, masukkan daun salam, lengkuas, jahe, serai, daun jeruk, aduk-aduk hingga harum.

Masukkan daging dan tumis hingga daging berubah warna menjadi coklat.

Masukkan tumisan daging beserta bumbu ke air rebusan daging yang telah dididihkan.

Masukkan bumbu bubuk (lada, ketumbar, kunyit, gula, garam, penyedap) dan air asam jawa. Koreksi rasanya. Biarkan mendidih dengan api kecil hingga bumbu meresap, kemudian matikan api.

Penyajian :

Rawon akan lebih komplit bila dinikmati dengan telur asin dan kerupuk udang

Pelengkapnya tauge pendek mentah, sambel terasi, jeruk limau.

 

Nah, cukup sederhana kan proses pembuatannya? Walaupun simple tetapi rasa yang dihasilkan sangat kaya karena mengandung aneka ragam rempah-rempah. Cobain, yuk!

 

Keep healthy, wealthy and happy!

 

 

Yogyakarta, 09 Februari 2022

Yuk,Masak Timlo, Kuliner Khas Solo yang Legendaris

 

    Ketika duduk di bangku SMA, saya merantau ke Solo. Jarak kampung halaman di Boyolali dengan sekolah saya, yaitu SMA 1 Surakarta, sekitar 26 kilometer.  Angkutan umum untuk menuju ke sekolah pada tahun 90-an tidak mudah, harus ganti bis 2 kali. Maka saat itu saya memutuskan untuk kos di seputaran Kepatihan Kulon.


    Saya sekelas dengan anak Jakarta tetapi tinggal bersama neneknya di lingkungan dalam beteng keraton Solo. Teman inilah yang suatu hari menanyakan pada saya, “Sudah pernah makan timlo?” Menurutnya timlo identik dengan Solo. Timlo adalah kuliner andalan kota Solo yang terkenal enak dan dia sangat heran dengan saya karena belum pernah sama sekali mencicipinya.


    Dari situlah awal pertemuan saya dengan timlo di warung Timlo Sastro, pojokan Pasar Gede. Timlo Sastro bisa jadi andalan kuliner timlo di Solo, karena berdiri sejak tahun 1958 dan tidak banyak mengalami perubahan rasa. Tetap enak dan “ngangeni” hingga kini. Tidak salah apabila timlo menjadi kuliner andalan Solo karena selain rasanya yang enak dan  bisa dinikmati segala usia, masakan ini tampilannya menarik dan unik. Oke, mari sini saya gambarkan tentang Timlo Solo :


kehangatan dalam semangkuk timlo (foto dokumen pribadi)


    Dalam semangkuk Timlo, ada irisan daging ayam rebus, potongan ati dan ampela goreng,  pindang telur ayam yang kecapnya murah hati sehingga benar-benar coklat hingga ke dalam, beberapa iris sosis solo, jamur kuping, wortel,  soun, dan keripik kentang.
    Semuanya diguyur dengan kuah yang ngaldu sekali, sangat gurih namun ringan dan segar. Mirip kuah sop, namun lebih terasa jahenya. Tidak neg karena tanpa santan. Biasa dinikmati dengan nasi putih, emping goreng, sambal kecap dan sedikit kucuran jeruk nipis. Hmmm..terbayang nikmatnya disantap hangat-hangat. Sosis solo yang dipakai di sini biasanya sosis kosong alias tanpa isian, jadi mirip telur gulung.


                Dosen Sejarah Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Heri Priyatmoko, memastikan bahwa Timlo adalah hasil berkembangnya Sup Kimlo asal Tionghoa. Kimlo adalah hidangan berkuah asal Cina, berkembang menjadi Sup Kimlo di Jawa Timur dan Jawa Tengah, terutama di Kawasan Pecinan.


Dalam buku Indrukken van een totok (1897) yang memuat pengalaman kuliner seorang wisatawan Belanda bernama Justus Van Meurich pada tahun 1800-an, diungkapkan bahwa pada masa itu beredar pedagang keliling menggunakan pikulan, menjajakan sop Cina yang sangat populer. Sop ini dikenal dengan nama Kimlo, dinikmati dalam mangkuk porselen kecil-kecil, dimana pembeli menikmatinya sambil berjongkok mengelilingi sang penjual.


Sebuah buku resep masakan berjudul Poetri Dapoer (1941) yang disusun oleh wanita Tionghoa bernama Lie Hiang Hwa (Penerbit Chen Company) Solo juga memuat tentang timlo, yakni panduan cara memasak Sup Kimlo dengan wajan. Bahan-bahan yang digunakan antara lain bawang merah, daging, garam, kecap, air, soun, japur kuping, kincam, udang basah, kentang, dan kubis. (Republika.co.id).


Menilik dari asal muasalnya, tidak heran jika timlo berkembang dari sudut pasar Gede yang banyak dikelilingi pemukiman Tionghoa. Bahkan sempat memberi tekanan bagi penjualnya pada masa Orde Baru. Sebagaimana tahu dan tempe yang telah menyusuri jalan panjang sejarah, timlo juga melewati gempuran zaman, dan  berhasil menjadi makanan ikonik yang digemari para pelancong. Mengganti hurup K pada kimlo, menjadi timlo yang lebih mudah pelafalannya, serta mengubah resep asli yang mengandung daging babi dengan daging ayam, menjadikan timlo bisa diterima semua kalangan. Rasanya kurang afdol jika berkunjung ke Solo tanpa menikmati timlo.

baca juga : http://www.cahayanovi.com/2020/09/wedangtahu-pasar-kranggan-jajanan-jadul.html


Dalam keluarga kami ada tradisi menyajikan timlo setiap lebaran. Biasanya kami mengadakan jamuan makan bagi para saudara dan tamu. Selalu ada Timlo segar untuk mendampingi opor dan sambal goreng yang merupakan "hidangan wajib" lebaran.  


 Isian timlo disiapkan dalam mangkuk kecil-kecil dengan kuah terpisah. Para tamu tinggal menambahkan kuah yang selalu panas di atas kompor parafin ke dalam mangkuk mereka masing-masing. Hidangan ini paling cepat habis dibandingkan ketupat dan segala pelengkapnya. Ibu begitu piawai mengolah sehingga timlo buatan beliau menjadi favorit seluruh keluarga besar.

Berikut resep timlo :

Kaldu

Bahan :

·         1 ekor ayam kampung

·         4 liter air

·         1 butir bawang Bombay ukuran sedang

·         8 siung bawang putih cincang kasar

·         3 cm jahe

·         1 bungkus kaldu blok (saya menggunakan merk Maggie blok/knorr)

·         Merica

·         Pala

·         Gula,garam, penyedap rasa secukupnya

Cara Membuat

Rebus ayam dengan api kecil hingga air agak menyusut dan kaldu keluar.

Tumis bawang Bombay,bawang putih, jahe, masukkan ke rebusan ayam. Tambahkan pala, merica, gula, garam, kaldu blok, dan penyedap. Tunggu hingga mendidih beberapa lama. Sisihkan ayamnya untuk isian timlo. Koreksi rasa, dan kuah timlo telah siap pakai.

kaldu timlo, bisa disaring dulu sebelum dihidangkan (foto dokumen pribadi)


Isian

isian timlo lengkap tanpa bunga sedap malam (foto dokumen pribadi)


·      Wortel iris bulat tipis, rebus.

·         Jamur kuping rebus, iris sedang

·         Soun direndam air hangat hingga empuk

·         Keripik kentang (bisa beli jadi atau iris kentang tipis-tipis kemudian digoreng kering)

·         Telur pindang coklat (telur rebus yang dimasak dengan bumbu bawang, garam,kecap dan merica hingga telur berwarna kecoklatan)

telur pindang coklat (dokumen pribadi)



·         Ati ayam direbus dengan sedikit garam, kemudian digoreng. Daging ayam dari rebusan kuah dipotong dadu

·         Sosis solo tanpa isi (dari 2 telur,100 gram tepung, dan air secukupnya)

adonan telur,tepung, dan air didadar dengan wajan teflon (foto dokumen pribadi)


digulung setelah didadar (foto dokumen pribadi)

sosis siap dipakai untuk pelengkap timlo (foto dokumen pribadi)

·         Bunga sedap malam kering, direbus (optional)

 

Penyajian

    Tata semua bahan isi di dalam mangkok, siram dengan kuah timlo panas-panas. Timlo yang lezat sudah siap disantap.





Nah, mudah kan, cara membuatnya. Silakan dicoba. Mumpung masih dalam suasana lebaran, bisa jadi alternatif sajian yang menyegarkan setelah serbuan semua yang serba santan seperti opor, sambal goreng, rendang, dan teman-temannya.


artikel ini dibuat untuk memenuhi tantangan Pasukan Blogger Joeragan Artikel bulan (Mei) 2021, tema “Resep Masakan”

 

Taqabalallahu minna waminkum, taqabal yaa kariim

Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin.





Boyolali, 23 Mei 2021


Cahaya Novianti























 


Ayam Ingkung, Hidangan Jadul Andalan di Waroeng Pohon Yogyakarta

 

Masyarakat  di Pulau Jawa pasti mengenal olahan ayam utuh yang dikenal dengan sebutan “ingkung”.  Ingkung kerap hadir dalam bermacam acara terutama di pedesaan. Biasanya disertai dengan nasi tumpeng, yakni nasi berbentuk gunung , ditata dalam tampah (wadah piring besar terbuat dari anyaman bambu), dan dikelilingi hiasan beraneka lauk pauk. Olahan ayam ingkung dibuat dari ayam kampung yang dimasak dalam bumbu rempah-rempah dan santan yang “mlekoh”.  Tiada kata yang bisa mewakili istimewanya  bumbu santan kental gurih berminyak yang melumuri daging ayam selain mlekoh. Istilah yang diambil dari almarhum idola saya Prof. Umar Kayam,  yang kerap beliau gunakan pada artikelnya di Harian Kedaulatan Rakyat bertahun-tahun lampau. Mlekoh sendiri menggambarkan tekstur  areh (santan kental)  pada “penggeng eyem” atau ayam panggang legendaris yang kerap lewat di seputaran Bulak Sumur, Yogyakarta. 

Baca juga : Menyelusur Sejarah Panjang Gudeg, Ikon Kuliner Yogyakarta


Hmm…kembali ke Ingkung., yuk!  Ayam Ingkung memiliki  filosofi yang tinggi dalam budaya Jawa. Tumpeng dan  ayam ingkung hadir dalam tradisi masyarakat Jawa.  Kenapa ayam? Ayam adalah bentuk doa  agar manusia memilih yang baik dan meninggalkan yang buruk. Karena ayam adalah hewan yang pemilih. Jika diberi makanan, mereka melahap yang baik-baik saja dan menyisakan yang buruk. Selain itu ayam adalah wujud kenikmatan di dunia yang didapatkan dari Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karenanya, dalam tumpeng disajikan ayam terbaik, masih utuh, dan dihias sebagus mungkin. Ayam utuh dalam ingkung sengaja dibuat sedemikian rupa, seperti  telungkup bersujud,  karena merupakan perwujudan sikap “manengkung” yaitu memanjatkan doa dengan  sepenuh hati kepada Tuhan (disarikan dari Nutrisipangan Wordpress, menurut Sheiliya dalam Jurnal Pergeseran Nilai-nilai Religius Kenduri dalam Tradisi Jawa oleh Masyarakat Perkotaan)


                          menu sarang ingkung yang kami pesan, lezat bangettt....(foto : koleksi pribadi)

 

Di Yogyakarta, selain terkenal dengan kuliner gudeg, hidangan ingkung pun kini menjadi sajian di restoran dan rumah makan. Jika semula ingkung dan tumpeng hanya hadir saat acara “selamatan” atau ubo rampe sajian dalam ritual adat,  kini sewaktu-waktu bisa dinikmati. Bahkan di wilayah Bantul, Yogyakarta ada suatu wilayah yang menjadi pusat  kuliner ayam ingkung. Bahkan menjadi ikon kabupaten Bantul dengan sebutan Kampung Ingkung.  Tepatnya di  daerah Pajangan Bantul. Di sana terdapat warung Ingkung Joglo, Warung Ndeso, Ingkung Kuali,  dan banyak lainnya. Kampung Ingkung cocok dikunjungi sebagai rangkaian setelah berwisata ke Gua Selarong, di daerah Guwosari Pajangan Bantul.

Baca juga : Serunya Wisata Sejarah di Gua Selarong




nasi gurih dalam sarang daun kelapa untuk mempermanis dan menambah kelezatan 
(foto : koleksi pribadi)


               Bulan Januari 2021 yang lalu, saya sekeluarga berkesempatan menikmati hidangan ayam ingkung. Bukan di kampung Ingkung melainkan di daerah Jalan Parangtritis. Tepatnya di Jalan Parangtritis km 6, Sewon, Bantul. Berdekatan dengan kampus Institut Seni Indonesia (ISI Yogyakarta). Nama tempatnya adalah Waroeng Pohon. Tempat ini kami pilih karena sejalur dengan arah pulang setelah staycation semalam di Pantai Parangtritis.


                Bagi orang dewasa, apalagi yang tinggal di desa, hidangan ingkung mungkin sudah terbiasa dinikmati, karena upacara-upacara adat kerap menggunakan ingkung. Namun ingkung masih asing bagi anak-anak kami. Oleh karenanya, sengaja kami pesan menu “sarang ingkung”, untuk nostalgia, sekaligus mengenalkan makanan daerah yang bersejarah kepada anak-anak.

                    Ingkung bisa juga dinikmati perpotong jika dirasa menu utuh terlalu besar/banyak 
                                                     (foto : waroengpohon.com)


Di luar dugaan, bahkan keponakan saya yang masih tiga tahun, bisa menikmati ingkung dengan lahapnya. Sarang Ingkung yang kami pesan terdiri dari nasi gurih yang diletakkan dalam anyaman daun kelapa, ayam ingkung utuh, 3 macam sambal, lalapan, dan semangkuk areh atau kuah ingkung. Seporsi Sarang Ingkung cukup untuk 4 orang. Kami memesan 3 porsi sarang ingkung karena rombongan keluarga besar.  Memang, ingkung ini paling cocok dinikmati beramai-ramai.  Sambil rebutan mencuil dagingnya, tambah seru!


   menikmati ingkung di waroeng pohon serunya beramai-ramai dengan keluarga (foto : koleksi pribadi)


Selain Sarang Ingkung nya yang lezat, Waroeng Pohon juga menyajikan hidangan lainnya yaitu ingkung potongan, pecel lele, pecel ayam, sop ayam dan sop daging, aneka hidangan ikan, juga ada nasi goreng dan mie goreng. Untuk minumannya pun bervariasi mulai dari minuman tradisional seperti wedang jahe atau wedang uwuh, hingga ke minuman kekinian seperti milkshake dan aneka float. Sajian lezat ini sekaligus dilengkapi dengan kenyamanan suasana restoran. Waoreng Pohon memang didesain menyatu dengan alam, dengan banyak susunan batu-batu gamping putih yang unik dan pepohonan rindang di sekeliling. Seolah bersantap di kebun belakang rumah.

    suasana outdoor Waroeng Pohon, asri banget ya! (foto : waroengpohon.com)

                Selama masa PSBB ini, Waroeng Pohon beroperasi pada pukul 10.00 hingga 19.00. Semoga pandemi ini segera berlalu, dan  kita bisa bebas jalan-jalan ke mana pun, termasuk mampir ke Waroeng Pohon untuk makan Ayam Ingkung bersama keluarga.


Baca juga : Wedang Tahu Pasar Kranggan, Jajanan Jadul yang Bikin Kangen


Tulisan ini diikutsertakan dalam 30 Days writing challenge Sahabat Hosting

 

Wirakarya SiBakul Yogya 2020, Pameran Virtual Pertama Kebab Ayam D'Nayo

 

Desember 2020 menjadi momentum penting dalam perjalanan Kebab Ayam Shawarma D’Nayo. Bulan ini tepat setahun sejak pertama kali dirintisnya usaha rumahan kebab ayam dan pertama kalinya unjuk muka di depan khalayak Yogyakarta melalui ajang pameran. Uniknya, pameran ini diadakan secara virtual.


            Yap,masa pandemi Covid yang demikian panjang membuat kreativitas bermunculan. Dinas Koperasi dan UKM DI Yogyakarta mengadakan serangkaian acara yang sangat kreatif di Bulan Desember 2020. Aneka kegiatan yang dilaksanakan di antaranya kegiatan “Gelaran Produk SiBakul dan Pameran Virtual”. Mengusung tema “Inspirasi Jogja Istimewa Menembus Batas”. Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan bermaksud untuk mengajak pelaku UMKM di kota Gudeg kembali bangkit dari krisis di masa pandemi. Selain itu, kegiatan dilaksanakan di Bulan Desember karena bertepatan dengan peringatan beberapa hari istimewa yaitu Hari Disabilitas, Hari Kesetiakawanan Nasional, dan Hari Ibu.


Gelaran Produk SiBakul dan Pameran Virtual digelar dari tanggal 6-12 Desember 2020 di Dinas Koperasi UKM DIY, Jl HOS Cokroaminoto 162 Yogyakarta. Selain pameran, juga diadakan Talkshow Tematik, Rembug Desa Pojok SiBakul bersama GKR Hemas, Food Truck, Demo Memasak, dan Workshop. Pameran offline diikuti oleh 100 produk UMKM, sedangkan pameran virtual diikuti oleh 30 UKM unggulan di Yogyakarta. Beruntung sekali, saya bersama produk Kebab Ayam Shawarma D’Nayo bisa menjadi salah satu peserta yang bisa jualan via  pameran virtual.  


            Saya mengetahui informasi pameran ini di IG- nya Diskop UKM DIY. Sudah lama saya mengikuti akun IG Diskop UKM DIY, mulanya karena saya tertarik pada aneka acara pameran yang diadakan. Maka,  begitu tahu ada event besar seperti ini, saya langsung bergegas ikut. Syarat-syarat yang harus dipenuhi saat itu adalah menyiapkan 5 foto produk yang telah diberi label harga, video proses produksi, dan beberapa syarat administrasi lainnya.


Foto-foto berikut yang saya kirimkan  untuk memenuhi persyaratan mengikuti Pameran Wirakarya SiBakul






Berikutnya para peserta diminta mengirimkan sampel produk berikut bahan baku untuk sesi pemotretan dengan fotografer profesional. Gratis pula. Jujur, saya sangat excited pada tahapan ini karena foto yang bagus akan sangat membantu penjualan. Era digital yang mendewakan penampakan fisik produk yang eyecatching harus dijawab dengan penampilan foto yang terbaik, kan.   Setelah semua persyaratan dipenuhi, seluruh peserta pameran diberikan Bimbingan Teknis  pelaksanaan pameran dan Edukasi QRIS. Pameran ini terbagi menjadi 2 yakni offline dan virtual. Peserta boleh ikut keduanya atau hanya memilih salah satu. Saya hanya ikut pameran virtual. Maklum, usaha kebab ini masih kinyis-kinyis, dalam bahasa Jawa yang artinya benar-benar baru atau masih muda. Saya pun belum punya karyawan untuk jaga stan sementara ownernya masih berstatus karyawan. Sebenarnya Diskop UKM pun telah menyediakan penjaga stan untuk peserta pameran offline, namun khusus untuk produk kuliner memang harus dijaga sendiri.

suasana saat bimbingan teknis dan pemberian materi marketing

Jreng-jreng! 6 Desember 2020 dibukalah Wirakarya Offline to Online Virtual Exhibition “Kangen Klangenan Yogya. Even untuk menuntaskan kerinduan akan Yogyakarta. Pameran berlangsung dari tanggal 6 hingga 12 Desember 2020. Pameran offline diadakan di Dinas Koperasi dan UKM DIY jalan HOS Cokroaminoto 162 Yogyakarta. Pameran virtual bisa disaksikan di wirakarya.sme.id dan official youtuber Diskop UKM DIY.


            Acaranya seru. Tidak hanya pameran produk unggulan dari 30 UKM terpilih, namun juga ada serangkaian special talkshow menarik di sepanjang acara. Ada pula ajang UMKM Show “Ngobrol Bareng Bakulnya Langsung”. Panik tapi tertarik begitu tahu bahwa setiap pedagang akan diberi kesempatan memperkenalkan diri dan produknya selama beberapa menit. Panik karena takut tidak bisa menjelaskan dengan baik saat diwawancara oleh Pembawa Acara yang notabene penyiar radio professional. Tertarik sebab “kapan lagi sih, bisa show up?”


            Peserta pameran dibagi menjadi 2 grup untuk UKM Show . Saya mendapatkan jadwal tampil  di tanggal 6-7 Desember. Acara diadakan via Zoom. Tiap-tiap peserta akan dipanggil oleh host dan diberi kesempatan berbicara selama sekitar 5 menit. Alhamdulillah lancar. Kendalanya adalah sinyal dan hari kedua Zoom show hujan deras mengguyur Yogya. Hampir semua peserta mengeluh suara tidak bisa jelas karena saking derasnya hujan di luar. Bahkan saat itu ada peserta yang lokasinya dekat dengan Gunung Merapi, dan selama  Zoom UKM Show  beliau juga melaporkan suara jelegar- jeleger sang Gunung serta kenyataan bahwa beliau dan lingkungan sekitarnya telah waspada jika sewaktu-waktu ada evakuasi.


            Keunikan lain dari UKM Show secara virtual ini adalah kemunculan anak-anak pemilik UKM dalam Zoom. Si Bungsu saya pengen ikut tampil saat show hari kedua.  Jadi dia duduk di sebelah saya sambil senyam-senyum memamerkan Kebab Ayam. Ternyata peserta lain pun mengalami hal yang sama, bahkan ada yang kerepotan karena Zoom sambil membawa bayi, dan sang bayi pun menganggap kabel headset sebagai mainan, ditarik-tarik terus selama acara.


Selain itu, ternyata UKM Show ini direkam dan ditayangkan pula di YouTube Channel milik Dinas Koperasi dan UKM DI Yogyakarta, sehingga bisa disaksikan oleh semua khalayak. Sebenarnya agak menyesal karena saya baru mengetahui kalau ditayangkan di YouTube setelah acara UKM Show selesai. Kalau tahu dari awal, saya akan berdandan maksimal. Ke salon misalnya. Jiwa narsis membahana…


Berikut suasana Zoom dan UKM Show serta Pasar Malam Klangenan yang juga dilaksanakan secara virtual

Zoom seluruh peserta Sesi 1, nantinya diberi kesempatan bicara per peserta



Acara Pasar Malam Virtual yang ditayangkan di channel YouTube Dinas Koperasi dan UKM DIY. Nah kan, ada bocil yang ikutan…

   

 Dalam acara UKM Show ini selain memperkenalkan produk, juga menjelaskan tentang proses produksi dan kemungkinan kerjasama dengan pihak lain.

Berikut proses produksi dari Kebab Ayam DNayo yang sempat ditayangkan dalam UKM Show


Rangkaian acara Gelaran SiBakul  ditutup dengan pemberian penghargaan bagi UMKM peserta SiBakul MarketHub Gratis Ongkir Tahun 2020. Kriterianya adalah peserta SiBakul MarketHub dengan record transaksi terbanyak selama tahun 2020. Program gratis ongkir yang dilaksanakan sejak Mei 2020  ini telah membantu ratusan lebih pelaku UMKM DIY dalam memasarkan produk.


            Sungguh pengalaman yang sangat berharga bagi saya dan produk Kebab Ayam Shawarma D’Nayo untuk bisa mengikuti pameran virtual ini. Efeknya langsung terasa yakni makin dikenalnya produk Kebab Ayam  D’Nayo , bertambahnya pertemanan di media sosial dari sesama pelaku UMKM di Yogyakarta, dan tentu saja peningkatan transaksi penjualan. Terimakasih Dinas Koperasi UKM DIY, sampai bertemu pada even-even selanjutnya!